Konsep office drama atau office romance sudah sangat populer di drama Korea. Banyak fans mengaku, tema drama antar teman kerja ini cita rasa unik dari segi cerita. Mulai dari politik korporasi, relasi cinta karyawan, potret kehidupan korporat dan bahkan kompetisi sengit perusahaan dapat menjadi cerita unik. Jadi, tidak aneh jika ada sinetron di Indonesia yang ingin melakukan hal yang sama.
I Do(n’t) Love Him adalah tayangan Viu Original yang berusaha menggunakan konsep office drama ini untuk tayangan lokal. Apakah mereka berhasil eksekusi dengan baik konsepnya? Mari bahas review-nya berikut ini!
Gambaran Cerita Singkat Seputar I Do(n’t) Love Him
Cerita pada I Do(n’t) Love Him bermula dari masalah yang dihadapi Kayna (Prilly Latuconsina). Kayna adalah penulis yang sukses tetapi mengalami kejatuhan akibat tertuduh sebagai plagiat. Karena terjerat masalah plagiat ini, Kayna jatuh dalam depresi hingga ditinggalkan pacar lamanya.
Sebagai wanita yang single, Kayna ingin bangkit kembali dan mencoba lembaran baru. Karena itu, dirinya mendaftar kerja di perusahaan publikasi. Disinilah Kayna bertemu dengan Bima (Cinta Brian).
Bima adalah bos perusahaan tempat Kayna bekerja. Watak Bima terkesan penuh misteri pada awalnya, tapi pada tiap episode, sisi baru dari Bima muncul ke permukaan. Dari interaksi antara Kayna dan Bima, munculah cerita cinta yang membuat penonton ketagihan menonton.
Eksekusi Konsep Drakor Untuk Sinetron Lokal
Pada bagian ini, mari review tayangan sinetron lokal ini yang berusaha mengangkat konsep office drama. Perlu diingat bahwa review ini hanya melihat eksekusi I Do(n’t) Love Him seputar tema ini. Berikut adalah bahasan reviewnya dalam menggunakan konsep office drama:
Sangat Baik Menunjukan Interaksi Karakter Utama
Fokus dari I Do(n’t) Love Him adalah dinamika dan interaksi antara karakter Kayna dengan Bima. Dalam storyline, interaksi keduanya memiliki chemistry yang bagus. Baik dari segi dialog dan bahasa tubuh masing – masing karakter juga terkesan netral dan organik. Untuk sinetron romantis, kedua aspek tersebut membuat perkembangan romance Kayna dan Bima terasa realistis.
Kebanyakan office drama di Korea gagal memunculkan alur cerita cinta yang natural. Terkadang cerita cinta hanya sepihak dan terkesan dipaksakan hanya dengan beberapa interaksi. Jika di I Do(n’t) Love Him, perubahan relasi dari bos dan rekan kerja menjadi pasangan cinta adalah bertahap. Hubungan ini dibentuk dengan bumbu – bumbu dialog yang logis dan natural antara karakter Kayna dan Bima.
Memberikan Tampilan Kerja Perusahaan Publikasi yang Realistis
Walaupun fokus pada hubungan antara Kayna dan Bima, I Do(n’t) Love Him tetap mampu membuat setting yang terasa realistis. Umumnya, drama romance yang fokus pada karakter kurang mampu memanfaatkan background setting.
Pada sinetron dengan konsep office drama ini, untungnya mereka benar – benar research soal perusahaan publishing. Konsep interaksi antar rekan kerja, client dan juga situasi kerjanya, memang nyata terjadi di perusahaan penerbitan yang asli. Setting yang terasa realistis ini sangat mendukung audience untuk lebih imersif mengikuti ceritanya.
Ada Bumbu – Bumbu Komedi yang Meningkatkan Variasi Atmosfir Sinetron
Hal yang terakhir adalah aspek komedi yang terkadang muncul. Bumbu ini memberikan warna dan variasi berbeda saat mengikuti cerita antara Kayna dan Bima. Komedi yang digunakan membuat sinetron tidak terkesan melodramatis dan hanya penuh dengan scene serius. Audience akan mudah bosan jika atmosfer terasa monotone saja.
Memiliki Potensi Berkembang Menjadi Sinetron Drama Romantis Seru
Bagi para fans drakor dengan tema office drama, jangan remehkan sinetron yang menarik ini. Banyak sisi menarik dari cerita I Do(n’t) Love Him yang sudah bagus memanfaatkan konsep office drama. Memang dari segi kualitas cerita, banyak drakor masih menang. Namun di sisi lain, tidak banyak sinetron yang mampu menyaingi keunikan cerita I Do(n’t) Love Him. Jika tertarik menyaksikannya langsung, tayangan ini siap diakses lewat aplikasi VIU!